Assalamu'alaikum wr wb
Hai semuanya, semoga selalu dalam keadaan sehat ya.
Kali ini saya pengen sharing beberapa ilmu yang
saya dapatkan pada saat mengikuti Pelatihan Mendongeng yang
diadakan oleh Literasi Lumbung Lombok (3L). Tepatnya pada Sabtu, 13 Maret
2021 di Kantor ACT NTB 3L mengadakan pelatihan mendongeng untuk meningkatkan
kapasitas relawan yang dibersamai oleh pendongeng hebat NTB Yuyun Setiawati, S.
Pd. Gr. Beliau merupakan alumni GGD SM3-T yang ditempatkan di NTT, guru Bahasa
Indonesia di SMPN 2 Praya Barat Daya dan pendongeng aktif.
Menurut Kak Yuyun, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh seorang pendongeng pemula diantaranya:
1.
Membaca dengan suara nyaring, artinya ketika bercerita pendongeng harus besuara
nyaring. Dalam KBBI membaca dapat diartikan dengan melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis, mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, ataupun
mengucapkan. Sedangkan kata nyaring dalam KBBI diartikan dengan keras, tinggi
dan terang (tentang suara dan bunyi) ataupun lantang. Dari dua pengertian
tersebut dapat ditarik simpulan bahwa membaca nyaring merupakan kegiatan
melafalkan sesuatu dengan suara yang keras, tinggi dan lantang. Bercerita
dengan suara yang lantang salah satunya bertujuan untuk menarik perhatian anak-anak fokus pada suara pendongeng.
2.
Intonasi suara harus diperhatikan, jangan tergesa-gesa atau terlalu cepat.
Seorang pendongeng yang baik harus pandai memainkan dinamika emosi dengan cara
memperhatikan intonasi suara. Tidak perlu terburu-buru, sesuaikan intonasi
dengan emosi yang diceritakan. Perhatikan volume besar kecilnya suara
dengan suasanan cerita.
3.
Pelafalan atau artikulasi kata harus jelas. Artikulasi yang jelas sangat
penting dalam mendongeng agar para audiens dapat mengetahui kata
yang diucapkan sehingga dapat memaknai cerita dengan jelas.
4. Jika memungkinkan setiap tokoh dalam cerita disuarakan berbeda, akan tetapi jika tidak memungkinkan maka bisa memanfaatkan mimik muka ataupun gesture tubuh untuk membedakan narator dan para tokoh-tokohnya. Gesture ini dapat berupa arah pandangan (contoh: hadap kiri atau kanan) ataupun ciri khas dari tokoh-tokoh yang diceritakan.
5. Jika
mungkin, libatkan anak-anak terlibat dalam cerita. Melibatkan anak-anak ataupun
audiens ini dapat meningkatkan fokus dan mempererat emosi antar pendongeng dan
audiens seakan-akan mereka seperti diajak masuk ke dalam cerita yang kita
bacakan. Salah satu contoh yang dapat diterapkan yaitu dengan melempar
pertanyaan tentang kemumgkinan alur yang mungkin terjadi dalam dongeng
tersebut.
Diakhir sesi Kak Yuyun meminta setiap
peserta untuk praktek mendongeng dengan mewajibkan mereka bercerita dalam kurun
waktu 1 menit. Meskipun saya tidak bisa menyelesaikan cerita saya dalam waktu
tersebut, setidaknya feedback yang diberikan Kak Yuyun dapat saya jadikan acuan
untuk memperdalam iilmu mendongeng saya. Terakhir, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
Yayasan 3L yang telah memfasilitasi kami untuk bertumbuh😊
Berikut saya cantumkan link kompilasi #mendongeng1menit peserta
pelatihan mendongeng Yayasan 3L: Fun Story Telling. Silahkan
kalian bisa berikan komentar, kritik dan saran ya tentang penampilan saya
disini.
Semoga tulisan ini berguna dan bermanfaat ya :) Thx!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar