Perkara hati tidak sesederhana kata "selesai" lantas perasaanpun ikut selesai Ternyata butuh waktu yang cukup lama bagi perempuan ini untuk tau bentuk menerima berarti melepaskan sepenuhnya Hehehe --- Mencari jawaban Beberapa hari yg lalu perempuan ini membaca threads di X yang cukup mengguncang "kepercayaannya" tentang suatu konsep menerima Rasanya seperti dipermainkan waktu dan perkataannya tentang konsep "lupa" dan "menerima" Meski dalam angan ia sesekali "masih" membuka "folder istimewa" yang disimpannya -- katanya.. sebagai memori yang ingin dikenang, Atau sesekali melihat kembali bagaimana ia kala itu Setiap folder itu dibuka rasanya biasa saja tak ada yang spesial. Namun terkadang ia mempertanyakan apa kepercayaannya itu benar?? Beberapa kali iapun sering mempertanyakan "Ikhlas kan?" Ahh.. Rasanya pertanyaan itu lebih menjadi dorongan bagi si perempuan Terlebih lagi ketika takdir rasanya tengah mempermainkan ...
Foto bersama panitia dan peserta workshop kepenulisan Bingung rasanya kalo di ingat kembali dari mana kok bisa terexposure dengan beliau. Yang saya tau pasti kala itu yang membuat saya tertarik salah satunya karna beliau seorang mahasiswa di negeri kangguru. Well, sebagai anak yang dari kecil ter-influence dengan keimutan hewan khasnya jadi semua yang berbau-bau kangguru selalu menarik. Tanpa terkecuali sekolah dan orang yang bersekolah di sana. Singkat cerita, akhirnya saya pun mengikuti akun beliau dan menjadi penikmat tulisan caption beliau. Singkat, padat dan terkadang membuat saya merenung dan otak saya berpikir. Hehe. Salah satu kalimat yang saya suka dari materi hari ini "Menulis itu sarana meluapkan emosi." Rasanya kalimat itu sudah menjelaskan kenapa caption yang beliau tulis selalu menarik dibaca, khususnya untuk bidang-bidang yang saya minati. Kata orang-orang foto itu untuk mengabadikan momen dan tulisan untuk meluapkan emosi. Jadi biarkan postingan ini jad...